Empat kabupaten yang berada di wilayah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) telah mendapatkan dukungan CSR dari dua anak perusahaan unggulan Titan Group.
Realisasi Tanggung Jawab Sosial di 4 Kabupaten Manager Hubungan Eksternal PT SLR, Yayan Suhendri, memastikan komitmen berkelanjutan perusahaan dalam melaksanakan program CSR untuk masyarakat di wilayah operasionalnya. Menurut Yayan, selama tahun 2023, SLR dan SDJ telah berhasil merealisasikan 76 kegiatan pembagian program CSR kepada masyarakat di kabupaten Lahat, Muara Enim, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), dan Banyuasin. Jenis Bantuan yang Diberikan Bantuan yang disalurkan melibatkan pembangunan gorong-gorong, penyediaan spanduk himbauan kamtibmas, distribusi benih padi, pupuk, dan bantuan beras. Yayan menjelaskan bahwa inisiatif ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat di sekitar operasionalnya. Komitmen Terhadap Regulasi Pertambangan Yayan menekankan bahwa PT SLR dan PT SDJ telah patuh terhadap semua regulasi pertambangan yang telah ditetapkan pemerintah. Kedua anak perusahaan Titan Infra Energy, yang bergerak di bidang jasa pertambangan khususnya angkutan batubara sejak 2013, telah mengikuti dengan seksama semua prosedur dan persyaratan yang berlaku. Investasi pada Infrastruktur Lokal Sejak tahun 2016–2017, Titan Infra Energy telah berkontribusi signifikan pada pembangunan infrastruktur lokal. Perbaikan jalan, peninggian jalan, dan pembangunan jembatan merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk meningkatkan konektivitas. Jalan khusus angkutan batubara sepanjang 113 kilometer yang menghubungkan Kabupaten Lahat, Muara Enim, menuju pelabuhan SDJ di PALI telah memberikan manfaat besar bagi 52 desa di 11 kecamatan di 4 kabupaten. Ijin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP) dan Kegiatan yang Dilakukan Yayan menjelaskan bahwa pemegang IUJP memiliki tanggung jawab yang besar sesuai dengan regulasi pemerintah. Selain pekerjaan pengupasan lapisan batuan/tanah penutup, kegiatan yang dapat dilakukan melibatkan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi pertambangan, pengangkutan, lingkungan, reklamasi pascatambang, dan keselamatan pekerja dan penambangan. Ketaatan Terhadap Regulasi dan Pengawasan Yayan menegaskan bahwa SLR dan SDJ selalu menjunjung tinggi ketaatan terhadap ketentuan peraturan yang berlaku. Pemantauan dan pembinaan secara berkala dan optimal dari badan pemerintah yang berwenang menjadi prioritas perusahaan untuk memastikan kepatuhan terhadap perijinan dan regulasi lingkungan hidup. Kesimpulan Dengan komitmen CSR yang kuat dan ketaatan terhadap regulasi, Titan Group melalui PT SLR dan PT SDJ terus berkontribusi pada pembangunan sosial dan ekonomi di Sumatera Selatan. Program CSR ini tidak hanya memberikan manfaat langsung kepada masyarakat penerima bantuan tetapi juga menciptakan dampak positif yang lebih luas di sekitarnya.
0 Comments
PT Manggala Usaha Manunggal, perusahaan kontraktor tambang batu bara, bertekad mengukuhkan standar kompetensinya sebagai pemimpin dalam pemanfaatan alat berat berbasis listrik di sektor pertambangan. Langkah awal diambil dengan mengoperasikan truk single trailer listrik 75 ton sebagai inisiatif pertama dalam industri ini. Manggala menempatkan truk listrik ini dalam jalur pengangkutan batu bara, menjadikannya sebagai kendaraan listrik pertama yang beroperasi pada tingkat produksi. Titan Infra Energy Group, anak usaha Manggala, telah melakukan studi kelayakan menyeluruh selama setahun, dan komite investasi Manggala menyimpulkan bahwa investasi besar-besaran pada kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di wilayah Titan di Sumatra Selatan memiliki potensi keuntungan yang signifikan. Keputusan ini tidak hanya mencerminkan komitmen terhadap aktivitas pertambangan yang lebih ramah lingkungan, tetapi juga diharapkan memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam beberapa tahun ke depan.
EV sebagai Strategi Unggulan: Menciptakan Keunggulan Kompetitif Dwi Hartanto, Chief Executive Officer Manggala, menjelaskan bahwa keputusan untuk berinvestasi dalam EV sejalan dengan strategi untuk meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. Hal ini diharapkan akan membuat Manggala menjadi kekuatan baru atau “cahaya baru” di tengah persaingan yang semakin ketat dalam industri tambang batu bara. Tanto mengungkapkan bahwa keputusan ini diambil setelah perusahaan pulih dari masa-masa sulit selama era endemik. Dalam wawancara khusus dengan Bisnis, Tanto menyatakan, “Ketika kami berjuang keras untuk pulih melalui berbagai strategi turnaround, beberapa pesaing ternyata pulih lebih cepat. Mereka berhasil mengoptimalkan potensi selama periode 2021–2022, ketika harga batu bara signifikan naik. Melalui evaluasi SWOT, kami menyadari bahwa kami memiliki PR besar untuk bersaing mendapatkan proyek baru ke depan. Oleh karena itu, kami merencanakan inovasi dan melakukan penelitian untuk menciptakan keunikan. Pemanfaatan EV adalah jawabannya.” Mengatasi Tantangan: Truk Listrik di Jalan Hauling Batu Bara Menurut Tanto, mengintegrasikan truk listrik dalam kegiatan coal hauling, yang masih merupakan bagian dari lini produksi, bukanlah hal yang mudah. Belum ada pelaku usaha tambang di Indonesia yang mencoba hal ini, karena mayoritas menganggap kekuatan dan efektivitas truk listrik tidak kompatibel dengan kondisi infrastruktur pendukung listrik di Indonesia, terutama di wilayah pertambangan yang sebagian besar berada di area terpencil yang sangat ekstrem. Cuaca yang ekstrem juga menjadi pertimbangan, terutama karena tingkat hujan yang tinggi, meningkatkan risiko terhadap baterai truk. Meskipun banyak yang meragukan, Manggala, dengan moto “think better ways,” memilih untuk belajar langsung dari China, yang telah mengoperasikan truk listrik selama delapan tahun dalam kegiatan pertambangan. Dengan keyakinan, Manggala berambisi menjadi pelopor dan yang terbaik di Indonesia dalam pemanfaatan EV. Riset Mendalam: Dari Studi Banding ke Operasional di Lapangan Manggala telah melakukan riset selama setahun terkait pemanfaatan truk listrik untuk operasional tambang. Saat ini, dua unit truk listrik dengan tenaga 350 kilowatt-hour (KwH) dari pabrikan China dan trailer berkapasitas 75 ton telah beroperasi sepenuhnya untuk mengangkut batu bara di jalan khusus milik Grup Titan di Sumatra Selatan sejak pertengahan Oktober 2023. Manggala juga tengah memesan 10 unit truk listrik dengan kapasitas baterai 423 KwH untuk segera dioperasikan. Dengan target mengoperasikan 200 truk listrik pada akhir 2025, Manggala menunjukkan bahwa stigma terhadap truk listrik tidak sepenuhnya benar. Tanto menyatakan, “Kami telah membuktikan bahwa dengan strategi khusus, produktivitas tidak menurun ketika beralih ke truk listrik. Evaluasi hasil operasi sesuai dengan proyeksi dan KPI membuat keputusan kami untuk berinvestasi penuh dalam alat berat berbasis EV menjadi mudah, dengan target menjadi yang terbaik dalam mengoptimalkan EV.” Tantangan dan Keuntungan Investasi: Truk Listrik dan Pengurangan Biaya Operasional Tanto mengakui bahwa peralihan dari truk konvensional ke truk berbasis EV membutuhkan investasi besar pada awalnya, terutama untuk menutupi kesenjangan infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM). Harganya juga lebih mahal sekitar 40% dibandingkan truk konvensional sejenis. Namun, ketika 200 truk listrik beroperasi penuh pada tahun ketiga, Manggala memproyeksikan penghematan biaya operasional hingga Rp160 miliar atau 18% per tahun dibandingkan dengan menggunakan truk konvensional. Tantangan utama termasuk memastikan operator dan mekanik memiliki kompetensi yang cukup untuk mengoperasikan EV, serta mengatasi biaya infrastruktur pengisian baterai. Namun, dengan keuntungan demografis di Sumatra Selatan, khususnya dalam wilayah pertambangan Titan, yang sudah menggunakan listrik dari PLN, Manggala dapat memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada, mengurangi biaya pembangunan pembangkit sendiri. Menciptakan Keberlanjutan: Rencana Masa Depan Manggala dengan EV Manggala berencana untuk terus menambah jumlah truk listrik sesuai dengan permintaan klien eksisting dan menetapkan target mengelola 50% dari total 1.000 truk potensial yang akan terus bertambah seiring dengan peningkatan produksi klien. Mereka menetapkan target untuk menjaga ketersediaan fisik truk listrik dengan pemeliharaan yang tepat agar truk tersebut dapat beroperasi dengan maksimal selama lima tahun. Selain truk listrik, Manggala juga mempertimbangkan penggunaan alat berat listrik di situs tambang, dengan heavy dump truck listrik menjadi opsi yang paling memungkinkan. Meskipun masih ada hambatan teknologi dan infrastruktur, Manggala yakin bahwa keputusan ini adalah bentuk kontribusi mereka terhadap lingkungan dan mencerdaskan bangsa, sambil tetap fokus pada tujuan utama meningkatkan kinerja keuangan melalui strategi cost leadership. Dengan pencapaian ini, Manggala siap menghadirkan inovasi baru di masa depan dan mengatasi tantangan overburden removal dengan heavy equipment EV. Keberlanjutan dan Kontribusi Lingkungan: EV Sebagai Langkah Menuju Net Zero Emission Christopher, Project Manager EV, menjelaskan bahwa Grup Titan mendukung penuh strategi ini karena sekaligus bagian realisasi upaya net zero emission entitas grup. Usaha pertambangan menjadi salah satu sektor yang menjadi sorotan pemerintah agar semakin serius dalam upaya pengurangan emisi. “Kami memantapkan hati memaksimalkan EV, salah satunya untuk turut memberikan kontribusi kepada negara dalam rangka target pengurangan emisi. Sebagai gambaran, satu truk kami itu jarak tempuhnya selama setahun setara 12 kali bolak-balik dari bumi ke bulan. Jadi kalau kami bisa mengurangi pembakaran solar dengan beralih ke EV sebanyak 200 unit truk, ada pengurangan emisi CO2 hingga 8.387 metrik ton per tahun,” jelas Christopher. Manggala menilai bahwa dengan manfaat tersebut, ditambah potensi peningkatan pendapatan, penghematan biaya operasional, mitigasi risiko terkait fluktuasi harga BBM ke depan. “Hingga strategi pemanfaatan unit kembali setelah masa pakai lima tahun, maka seluruh investasi yang dikeluarkan terbilang worth it dan sangat layak dikembangkan.” Manggala akan hadir di tahun depan dengan pencapaian menaklukkan “kerasnya” overburden removal dengan heavy equipment EV. Meningkatkan Kompetensi SDM: Edukasi Sebagai Pilar Utama Selain kontribusi terhadap lingkungan dan keberlanjutan, Manggala juga menekankan pentingnya meningkatkan kompetensi sumber daya manusia. Tanto menjelaskan bahwa tantangan utama dalam beralih ke truk listrik melibatkan operator dan mekanik yang harus memiliki keterampilan khusus. “Tantangannya, kami harus memastikan operator dan mekanik meningkatkan kompetensi mengoperasionalkan EV. Selain itu, infrastruktur pengisian baterai memang mahal, karena bukan hanya tarik kabel dan bikin charger saja, harus mempersiapkan lokasi untuk bangunan yang cukup luas di beberapa titik.” Dengan fokus pada edukasi dan pelatihan, Manggala berusaha memastikan bahwa SDM mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola truk listrik secara efisien. Edukasi ini juga mencakup pemahaman tentang teknologi EV dan cara mengatasi potensi masalah operasional. Menyongsong Masa Depan: Inovasi Lain di Bidang Tambang Selain penggunaan truk listrik, Manggala juga tengah mempertimbangkan pemanfaatan alat berat listrik lainnya di situs tambang. Salah satu opsi yang mungkin adalah penggunaan heavy dump truck listrik. Meskipun rencana ini belum akan diimplementasikan dalam waktu dekat, Manggala telah menetapkan visi untuk menjadi perusahaan yang terus berinovasi dalam pemanfaatan teknologi berkelanjutan di bidang pertambangan. Tanto menyatakan, “Status bahwa EV membuat operasional menjadi lebih hijau, adalah bentuk bakti kami bagi negeri dengan berpartisipasi memperbaiki kualitas udara dari emisi. Walaupun tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan kinerja keuangan perusahaan melalui strategi cost leadership, namun bonus atau hal baik dari pemanfaatan teknologi EV adalah menjaga iklim lingkungan, ikut mencerdaskan bangsa untuk bisa catch up kemajuan teknologi dengan dunia luar lewat komitmen kami menjadi pionir di bidang ini dengan cara memberikan edukasi meningkatkan kompetensi.” Kesimpulan: Manggala, Pelopor Baru dalam Pemanfaatan EV di Tambang Batu Bara Manggala, dengan langkah strategisnya dalam pemanfaatan truk listrik, telah menetapkan dirinya sebagai pelopor dalam industri pertambangan batu bara di Indonesia. Keputusan untuk mengambil risiko dengan mengintegrasikan teknologi EV tidak hanya mencerminkan visi untuk keberlanjutan lingkungan, tetapi juga sebagai langkah proaktif dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Dengan investasi besar-besaran pada truk listrik, Manggala menunjukkan komitmennya untuk menjadi yang terdepan dalam menerapkan inovasi berkelanjutan. Dalam waktu dekat, diharapkan keberhasilan operasional truk listrik ini akan membuktikan bahwa tantangan teknologi dan infrastruktur dapat diatasi, membuka jalan bagi perusahaan tambang lainnya untuk mengikuti jejak Manggala. Dengan ini, Manggala membuktikan bahwa menjadi pelopor dalam teknologi berkelanjutan bukan hanya suatu kebutuhan, tetapi juga investasi masa depan yang berpotensi memberikan keuntungan besar, baik dalam hal keberlanjutan lingkungan maupun keunggulan kompetitif dalam industri tambang batu bara. PT Manggala Usaha Manunggal, perusahaan kontraktor tambang batu bara, bertekad mengukuhkan standar kompetensinya sebagai pemimpin dalam pemanfaatan alat berat berbasis listrik di sektor pertambangan. Langkah awal diambil dengan mengoperasikan truk single trailer listrik 75 ton sebagai inisiatif pertama dalam industri ini. Manggala menempatkan truk listrik ini dalam jalur pengangkutan batu bara, menjadikannya sebagai kendaraan listrik pertama yang beroperasi pada tingkat produksi. Titan Infra Energy Group, anak usaha Manggala, telah melakukan studi kelayakan menyeluruh selama setahun, dan komite investasi Manggala menyimpulkan bahwa investasi besar-besaran pada kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di wilayah Titan di Sumatra Selatan memiliki potensi keuntungan yang signifikan. Keputusan ini tidak hanya mencerminkan komitmen terhadap aktivitas pertambangan yang lebih ramah lingkungan, tetapi juga diharapkan memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dalam beberapa tahun ke depan.
EV sebagai Strategi Unggulan: Menciptakan Keunggulan Kompetitif Dwi Hartanto, Chief Executive Officer Manggala, menjelaskan bahwa keputusan untuk berinvestasi dalam EV sejalan dengan strategi untuk meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. Hal ini diharapkan akan membuat Manggala menjadi kekuatan baru atau “cahaya baru” di tengah persaingan yang semakin ketat dalam industri tambang batu bara. Tanto mengungkapkan bahwa keputusan ini diambil setelah perusahaan pulih dari masa-masa sulit selama era endemik. Dalam wawancara khusus dengan Bisnis, Tanto menyatakan, “Ketika kami berjuang keras untuk pulih melalui berbagai strategi turnaround, beberapa pesaing ternyata pulih lebih cepat. Mereka berhasil mengoptimalkan potensi selama periode 2021–2022, ketika harga batu bara signifikan naik. Melalui evaluasi SWOT, kami menyadari bahwa kami memiliki PR besar untuk bersaing mendapatkan proyek baru ke depan. Oleh karena itu, kami merencanakan inovasi dan melakukan penelitian untuk menciptakan keunikan. Pemanfaatan EV adalah jawabannya.” Mengatasi Tantangan: Truk Listrik di Jalan Hauling Batu Bara Menurut Tanto, mengintegrasikan truk listrik dalam kegiatan coal hauling, yang masih merupakan bagian dari lini produksi, bukanlah hal yang mudah. Belum ada pelaku usaha tambang di Indonesia yang mencoba hal ini, karena mayoritas menganggap kekuatan dan efektivitas truk listrik tidak kompatibel dengan kondisi infrastruktur pendukung listrik di Indonesia, terutama di wilayah pertambangan yang sebagian besar berada di area terpencil yang sangat ekstrem. Cuaca yang ekstrem juga menjadi pertimbangan, terutama karena tingkat hujan yang tinggi, meningkatkan risiko terhadap baterai truk. Meskipun banyak yang meragukan, Manggala, dengan moto “think better ways,” memilih untuk belajar langsung dari China, yang telah mengoperasikan truk listrik selama delapan tahun dalam kegiatan pertambangan. Dengan keyakinan, Manggala berambisi menjadi pelopor dan yang terbaik di Indonesia dalam pemanfaatan EV. Riset Mendalam: Dari Studi Banding ke Operasional di Lapangan Manggala telah melakukan riset selama setahun terkait pemanfaatan truk listrik untuk operasional tambang. Saat ini, dua unit truk listrik dengan tenaga 350 kilowatt-hour (KwH) dari pabrikan China dan trailer berkapasitas 75 ton telah beroperasi sepenuhnya untuk mengangkut batu bara di jalan khusus milik Grup Titan di Sumatra Selatan sejak pertengahan Oktober 2023. Manggala juga tengah memesan 10 unit truk listrik dengan kapasitas baterai 423 KwH untuk segera dioperasikan. Dengan target mengoperasikan 200 truk listrik pada akhir 2025, Manggala menunjukkan bahwa stigma terhadap truk listrik tidak sepenuhnya benar. Tanto menyatakan, “Kami telah membuktikan bahwa dengan strategi khusus, produktivitas tidak menurun ketika beralih ke truk listrik. Evaluasi hasil operasi sesuai dengan proyeksi dan KPI membuat keputusan kami untuk berinvestasi penuh dalam alat berat berbasis EV menjadi mudah, dengan target menjadi yang terbaik dalam mengoptimalkan EV.” Tantangan dan Keuntungan Investasi: Truk Listrik dan Pengurangan Biaya Operasional Tanto mengakui bahwa peralihan dari truk konvensional ke truk berbasis EV membutuhkan investasi besar pada awalnya, terutama untuk menutupi kesenjangan infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM). Harganya juga lebih mahal sekitar 40% dibandingkan truk konvensional sejenis. Namun, ketika 200 truk listrik beroperasi penuh pada tahun ketiga, Manggala memproyeksikan penghematan biaya operasional hingga Rp160 miliar atau 18% per tahun dibandingkan dengan menggunakan truk konvensional. Tantangan utama termasuk memastikan operator dan mekanik memiliki kompetensi yang cukup untuk mengoperasikan EV, serta mengatasi biaya infrastruktur pengisian baterai. Namun, dengan keuntungan demografis di Sumatra Selatan, khususnya dalam wilayah pertambangan Titan, yang sudah menggunakan listrik dari PLN, Manggala dapat memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada, mengurangi biaya pembangunan pembangkit sendiri. Menciptakan Keberlanjutan: Rencana Masa Depan Manggala dengan EV Manggala berencana untuk terus menambah jumlah truk listrik sesuai dengan permintaan klien eksisting dan menetapkan target mengelola 50% dari total 1.000 truk potensial yang akan terus bertambah seiring dengan peningkatan produksi klien. Mereka menetapkan target untuk menjaga ketersediaan fisik truk listrik dengan pemeliharaan yang tepat agar truk tersebut dapat beroperasi dengan maksimal selama lima tahun. Selain truk listrik, Manggala juga mempertimbangkan penggunaan alat berat listrik di situs tambang, dengan heavy dump truck listrik menjadi opsi yang paling memungkinkan. Meskipun masih ada hambatan teknologi dan infrastruktur, Manggala yakin bahwa keputusan ini adalah bentuk kontribusi mereka terhadap lingkungan dan mencerdaskan bangsa, sambil tetap fokus pada tujuan utama meningkatkan kinerja keuangan melalui strategi cost leadership. Dengan pencapaian ini, Manggala siap menghadirkan inovasi baru di masa depan dan mengatasi tantangan overburden removal dengan heavy equipment EV. Optimalisasi Operasional Angkutan Batu Bara di Jambi: Sistem Buka Tutup untuk Mengatasi Kemacetan11/29/2023 Dalam upaya mengatasi kemacetan di jalan nasional perlintasan batu bara di Jambi, pihak berwenang telah merumuskan aturan baru untuk operasional angkutan batu bara. Kali ini, diterapkan sistem buka tutup dengan mempertimbangkan tanggal ganjil-genap.
Kombes Dhafi, Dirlantas Polda Jambi, menjelaskan bahwa aturan ini bersifat sementara. Keputusan ini diambil karena perbaikan Jalan Muara Bulian-Tembesi, Kabupaten Batanghari, belum sepenuhnya rampung. “Sistem buka tutup bersifat sementara hingga perbaikan jalan pada ruas Muara Bulian-Muara Tembesi selesai dilaksanakan,” ungkap Dhafi pada Sabtu (18/11/2023). Penerapan Sistem Buka Tutup Sistem buka tutup mulut tambang akan berlaku pada tanggal ganjil dibuka dan tanggal genap ditutup. Pada tanggal genap, tidak ada lagi angkutan batu bara yang diperbolehkan keluar dari mulut tambang. Meski demikian, angkutan batu bara yang berada di kantong parkir tetap diizinkan melintas sesuai dengan jam operasional yang berlaku. Meskipun perbaikan Jalan Muara Bulian-Tembesi telah selesai pada 15 November 2023, saat ini masih dalam tahap pengerasan. Oleh karena itu, sistem buka tutup jalan masih diberlakukan di ruas tersebut. “Di lokasi yang tidak jauh dari sini, terdapat dua titik jalan yang sedang dalam tahap perbaikan,” tambah Dhafi. Perubahan Kebijakan dan Dampaknya Aturan ini mulai diberlakukan pada Jumat (17/11/2023), mengizinkan operasional batu bara kembali setelah dihentikan selama kurang lebih 2 pekan akibat perbaikan jalan yang sebelumnya menyebabkan kemacetan panjang. Dhafi menjelaskan secara teknis, aturan ini tetap mempertahankan ketentuan sebelumnya. Mulut tambang dari wilayah Sarolangun dan Tebo diizinkan keluar pada pukul 19.00 WIB, sementara tambang dari Batanghari boleh keluar pada pukul 20.00 WIB. Selanjutnya, tambang dari Muaro Jambi dapat keluar pada pukul 21.00 WIB. “Tetap diterapkan kuota kendaraan angkutan batu bara tidak lebih dari 4.000 unit setiap hari,” tegasnya. Harapan dan Ancaman Dhafi berharap agar aturan ini dapat dipahami dan diikuti oleh perusahaan pemegang IUP batu bara serta perusahaan transportir batu bara. Jika aturan ini dilanggar atau tidak dipatuhi, konsekuensinya adalah penutupan kembali jalur umum untuk hauling batu bara. Jalan Tol Khusus Batu Bara di Sumatera Selatan: Peran Penting Titan Infra Energy Pada tahun 2016–2017, Titan Infra Energy melalui PT Servo Lintas Raya (SLR) telah melakukan pemeliharaan dan pengembangan signifikan terhadap jalan tol khusus batu bara di Sumatera Selatan. Jalan tol ini membentang sepanjang 113 kilometer dengan lebar 14 meter, menjadi tulang punggung utama dalam transportasi batu bara di wilayah tersebut. Kontribusi PT Servo Lintas Raya (SLR) dan PT Swarnadwipa Dermaga Jaya (SDJ) Perlu dicatat bahwa PT Servo Lintas Raya (SLR) dan PT Swarnadwipa Dermaga Jaya (SDJ) adalah anak perusahaan dari PT Titan Infra Energy atau Titan Group. Mereka memahami pentingnya menjaga kualitas layanan dan telah patuh terhadap berbagai regulasi pemerintah. Jalan tol khusus angkutan batu bara ini melintasi 52 desa pada 11 kecamatan di empat kabupaten. PT Servo Lintas Raya (SLR) telah memastikan kepatuhan terhadap regulasi, termasuk perizinan usaha dan aspek lingkungan hidup, sesuai dengan ketentuan pemerintah. Kepatuhan Terhadap Regulasi Peraturan Menteri ESDM №5 tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha Dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Energi Dan Sumber Daya Mineral menjadi pedoman penting. Pemegang IUJP, termasuk PT Titan Infra Energy, memiliki ruang lingkup kegiatan yang sangat luas, tunduk pada regulasi pemerintah yang ketat. Proses-proses pertambangan, dari survei hingga penggalian batu bara, diawasi secara ketat oleh pemerintah. Yayan Suhendri, External Relation Manager PT SLR, menegaskan bahwa pengawasan yang ketat dapat menghindari pelanggaran dalam kegiatan pertambangan. Kontribusi Terhadap Pertambangan Batu Bara di Sumatera Selatan Dengan jalan tol khusus batu bara yang efisien dan mematuhi semua regulasi, PT Servo Lintas Raya (SLR) dan PT Swarnadwipa Dermaga Jaya (SDJ) memainkan peran penting dalam mendukung aktivitas pertambangan batu bara di Sumatera Selatan. Mereka menjadi bagian integral dalam memastikan pasokan batu bara yang stabil dan berkualitas dalam era transportasi yang semakin maju. Dalam upaya mengatasi kemacetan di jalan nasional perlintasan batu bara di Jambi, diperkenalkan aturan baru untuk operasional angkutan batu bara. Kali ini, sistem ganjil-genap diimplementasikan sebagai solusi, memastikan kelancaran transportasi. Ini adalah langkah sementara, diberlakukan karena perbaikan Jalan Muara Bulian-Tembesi, Kabupaten Batanghari belum sepenuhnya selesai.
Sistem Ganjil-Genap: Solusi Cerdas untuk Mengelola Operasional Menurut Kombes Dhafi dari Dirlantas Polda Jambi, sistem ganjil-genap ini bersifat sementara dan akan berlaku selama perbaikan jalan masih berlangsung. Aturan buka tutup mulut tambang diterapkan, di mana pada tanggal ganjil pintu tambang dibuka, sementara pada tanggal genap ditutup. Pada tanggal genap, angkutan batu bara tidak diizinkan keluar dari tambang, kecuali yang sudah berada di kantong parkir, yang masih dapat melintas sesuai jam operasional. Proses Perbaikan Jalan dan Pemberlakuan Aturan Perbaikan Jalan Muara Bulian-Tembesi selesai pada 15 November 2023, tetapi tahap pengerasan masih berlangsung. Oleh karena itu, sistem buka tutup jalan tetap diberlakukan. Seiring dengan itu, beberapa titik perbaikan jalan lainnya juga sedang dilakukan di ruas yang sama. Penerapan Aturan dan Dampaknya Aturan ini mulai berlaku sejak Jumat, 17 November 2023. Setelah lebih dari 2 pekan dihentikan karena perbaikan jalan, operasional batu bara kembali dibuka. Dhafi menjelaskan bahwa secara teknis, aturan tersebut tetap sama. Mulut tambang dari wilayah Sarolangun dan Tebo boleh keluar pada pukul 19.00 WIB, dari Batanghari pada pukul 20.00 WIB, dan dari Muaro Jambi pada pukul 21.00 WIB. Kuota kendaraan angkutan batu bara yang diizinkan beroperasi setiap hari tidak boleh melebihi 4.000 unit kendaraan. Harapan dan Konsekuensi Dhafi berharap aturan ini dapat dipatuhi oleh perusahaan pemegang IUP batu bara dan perusahaan transportir batu bara. Sebagai peringatan, jika aturan dilanggar, hauling batu bara melalui jalan umum dapat ditutup kembali sebagai konsekuensi. Jalan Tol Khusus Batubara di Sumatera Selatan Pada tahun 2016–2017, PT Servo Lintas Raya (SLR), anak perusahaan Titan Infra Energy, melakukan pemeliharaan dan pengembangan signifikan pada jalan tol khusus batu bara. Jalan tol sepanjang 113 kilometer ini, dengan lebar 14 meter, menjadi tulang punggung utama transportasi batu bara di Sumatera Selatan. Peran Penting PT Servo Lintas Raya (SLR) dan PT Swarnadwipa Dermaga Jaya (SDJ) Anak perusahaan Titan Infra Energy, PT Servo Lintas Raya (SLR) dan PT Swarnadwipa Dermaga Jaya (SDJ), memainkan peran kunci dalam mendukung transportasi batu bara. Kedua perusahaan ini tunduk pada regulasi pemerintah dan telah menjaga kualitas layanan sesuai standar yang ditetapkan. Kepatuhan Terhadap Regulasi: Kunci Utama dalam Operasional Jalan tol khusus ini melintasi 52 desa di 11 kecamatan dan empat kabupaten. PT Servo Lintas Raya (SLR) memastikan kepatuhan terhadap regulasi, termasuk perizinan usaha dan aspek lingkungan hidup, sesuai dengan ketentuan pemerintah. Dengan menjaga efisiensi jalan tol khusus dan patuh pada regulasi, PT Servo Lintas Raya (SLR) dan PT Swarnadwipa Dermaga Jaya (SDJ) berperan penting dalam mendukung aktivitas pertambangan batu bara di Sumatera Selatan. Dalam era transportasi yang semakin maju, keduanya menjadi bagian integral dalam memastikan pasokan batu bara yang stabil dan berkualitas. Pemeliharaan dan Pengembangan: Upaya Berkelanjutan untuk Jalan Tol Khusus Batu Bara Jalan tol khusus batu bara ini terus mengalami pemeliharaan dan pengembangan demi meningkatkan fungsionalitasnya. Pada tahun 2016–2017, PT Servo Lintas Raya (SLR) memainkan peran utama dalam melakukan pemeliharaan yang signifikan, memastikan keberlanjutan dan keandalan jalan tol. Langkah-langkah Konkret dalam Pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan oleh PT Servo Lintas Raya (SLR) mencakup perbaikan permukaan jalan, peningkatan sistem drainase, dan instalasi rambu lalu lintas yang memadai. Langkah-langkah ini diambil untuk menghadapi tantangan cuaca ekstrem dan volume angkutan batu bara yang tinggi. Dukungan Teknologi untuk Keberlanjutan Seiring perkembangan teknologi, PT Servo Lintas Raya (SLR) juga mengintegrasikan sistem pemantauan jalan tol secara online. Ini memungkinkan deteksi dini terhadap kerusakan dan permasalahan lainnya, sehingga tindakan korektif dapat diambil dengan cepat. Keberlanjutan jalan tol khusus ini menjadi prioritas utama bagi PT Servo Lintas Raya (SLR). Ruang Lingkup Luas Ijin Usaha Jasa Pertambangan (IUJP) Pemegang IUJP memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keberlanjutan. Dengan ruang lingkup kegiatan yang sangat luas, termasuk penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi pertambangan, pengangkutan, lingkungan, reklamasi pascatambang, serta keselamatan pekerja dan penambangan, pemegang IUJP harus memastikan setiap tahapan berjalan sesuai regulasi. Kesimpulan: Kunci Keberlanjutan adalah Kepatuhan dan Inovasi Dalam menghadapi kompleksitas industri pertambangan, kepatuhan pada regulasi dan inovasi teknologi menjadi kunci keberlanjutan. Upaya bersama PT Servo Lintas Raya (SLR) dan PT Swarnadwipa Dermaga Jaya (SDJ) dalam menjaga jalan tol khusus batu bara dan mematuhi regulasi lingkungan mencerminkan komitmen terhadap keberlanjutan ekonomi, ekologi, dan sosial di Sumatera Selatan. Dengan langkah-langkah konkret, diharapkan aktivitas pertambangan batu bara terus berkontribusi secara positif tanpa mengorbankan keseimbangan lingkungan dan masyarakat. Dalam upaya mencapai standar kompetensi tinggi dalam pemanfaatan alat berat berbasis listrik di industri pertambangan batu bara, PT Manggala Usaha Manunggal (Manggala) menetapkan target menjadi 'master' dalam domain ini. Langkah pertama yang diambil Manggala adalah mengoperasikan truk single trailer listrik seberat 75 ton sebagai langkah awal yang ambisius. Truk ini aktif di jalur hauling batu bara, menjadikannya kendaraan listrik pertama yang beroperasi di level produksi. Titan Infra Energy Group, induk perusahaan Manggala, telah melakukan studi kelayakan yang mendalam selama satu tahun, dan komite investasi Manggala menegaskan bahwa investasi besar dalam kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di wilayah kerja Titan di Sumatra Selatan berpotensi memberikan manfaat signifikan. Selain menunjukkan komitmen terhadap praktik pertambangan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, pemanfaatan EV juga diharapkan memberikan dampak positif pada kinerja keuangan perusahaan dalam beberapa tahun mendatang.
Strategi Investasi untuk Keunggulan Kompetitif CEO Manggala, Dwi Hartanto, menjelaskan bahwa keputusan untuk berinvestasi dalam EV pada dasarnya adalah strategi untuk meningkatkan keunggulan kompetitif. Langkah ini diharapkan akan membuat Manggala menjadi kekuatan baru atau "cahaya baru" di tengah persaingan ketat di industri tambang batu bara. Ini menjadi semakin penting mengingat Manggala baru saja pulih dari masa keterpurukan selama era endemik. Dwi Hartanto mengungkapkan, "Saat kami bekerja keras untuk pulih melalui strategi turn around, kami menyadari bahwa beberapa pesaing telah pulih lebih cepat. Mereka berhasil mengoptimalkan potensi selama periode 2021-2022, ketika harga batu bara mengalami kenaikan signifikan. Melalui evaluasi SWOT kami, kami menyadari bahwa kami memiliki tantangan besar untuk bersaing mendapatkan proyek baru ke depan. Oleh karena itu, kami melakukan perencanaan dan penelitian untuk menghasilkan inovasi yang unik. Pemanfaatan EV adalah jawaban atas tantangan ini," ujar Tanto, sebutan akrab Dwi Hartanto, dalam wawancara eksklusif dengan Bisnis baru-baru ini. Manfaat Investasi jangka Panjang Investasi dalam kendaraan listrik bukan hanya mencerminkan komitmen terhadap praktik ramah lingkungan, tetapi juga diharapkan memberikan manfaat finansial jangka panjang. Dalam konteks ini, Manggala memandang EV sebagai langkah strategis untuk memperkuat posisi mereka di pasar. Dengan menghadirkan kendaraan berbasis listrik, perusahaan dapat memenuhi tuntutan pasar yang semakin peduli dengan isu-isu lingkungan. Selain itu, adopsi teknologi ini diharapkan dapat memberikan keuntungan finansial melalui efisiensi operasional dan pengeluaran yang lebih rendah dalam jangka panjang. Proses Evaluasi yang Komprehensif Sebagai bagian dari persiapan untuk mengintegrasikan kendaraan listrik ke dalam operasionalnya, Manggala telah melakukan studi kelayakan yang komprehensif. Proses ini melibatkan pertimbangan menyeluruh terhadap berbagai faktor selama satu tahun penuh. Komite investasi Manggala telah memberikan lampu hijau untuk investasi besar-besaran ini, menyakini bahwa kendaraan listrik akan menjadi aset berharga dalam meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan operasional perusahaan. Peran Inovasi dalam Persaingan Industri Dalam dunia pertambangan yang terus berubah, inovasi adalah kunci untuk memenangkan persaingan. Manggala-Titan Infra Energy Group dengan berani melangkah ke arah penggunaan alat berat listrik menetapkan standar baru dalam industri pertambangan batu bara. Strategi inovatif ini bukan hanya mencakup penggunaan teknologi terbaru, tetapi juga mencakup perencanaan dan penelitian yang mendalam untuk memahami kebutuhan pasar dan menghasilkan solusi yang unik. Dampak Positif pada Lingkungan Selain manfaat finansial, pemanfaatan alat berat listrik memberikan dampak positif pada lingkungan. Pengurangan emisi gas rumah kaca dan polusi udara adalah kontribusi penting dalam menjaga keberlanjutan planet kita. Manggala, dengan mengadopsi truk single trailer listrik, tidak hanya menjawab tuntutan pasar tetapi juga memainkan peran aktif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan di wilayah operasionalnya. Keberlanjutan sebagai Pilar Utama Keberlanjutan bukan hanya kata-kata kosong untuk Manggala-Titan Infra Energy Group. Ini adalah prinsip yang menjadi pilar utama dalam setiap keputusan dan langkah yang diambil oleh perusahaan. Pemahaman akan tanggung jawab sosial dan lingkungan menjadi landasan untuk memandu setiap inisiatif, termasuk penggunaan alat berat berbasis listrik. Kesimpulan Manggala-Titan Infra Energy Group, melalui langkah progresifnya dalam penggunaan alat berat listrik, telah menetapkan standar baru dalam industri pertambangan batu bara. Dengan strategi investasi yang matang, perusahaan ini tidak hanya berkomitmen pada keberlanjutan lingkungan tetapi juga mengamankan posisi kompetitifnya dalam persaingan yang semakin sengit. Sebagai "cahaya baru" di tengah tantangan, Manggala menunjukkan bahwa inovasi, terutama melalui pemanfaatan kendaraan listrik, adalah kunci untuk kelangsungan dan pertumbuhan dalam industri ini. Artikel ini memberikan wawasan mendalam tentang langkah progresif Manggala-Titan Infra Energy Group dan bagaimana keputusan investasinya dapat membuka pintu menuju masa depan yang lebih hijau dan menguntungkan. Dalam upaya mencapai standar kompetensi tinggi dalam pemanfaatan alat berat berbasis listrik di industri pertambangan batu bara, PT Manggala Usaha Manunggal (Manggala) menetapkan target menjadi 'master' dalam domain ini. Langkah pertama yang diambil Manggala adalah mengoperasikan truk single trailer listrik seberat 75 ton sebagai langkah awal yang ambisius. Truk ini aktif di jalur hauling batu bara, menjadikannya kendaraan listrik pertama yang beroperasi di level produksi. Titan Infra Energy Group, induk perusahaan Manggala, telah melakukan studi kelayakan yang mendalam selama satu tahun, dan komite investasi Manggala menegaskan bahwa investasi besar dalam kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di wilayah kerja Titan di Sumatra Selatan berpotensi memberikan manfaat signifikan. Selain menunjukkan komitmen terhadap praktik pertambangan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, pemanfaatan EV juga diharapkan memberikan dampak positif pada kinerja keuangan perusahaan dalam beberapa tahun mendatang.
Strategi Investasi untuk Keunggulan Kompetitif CEO Manggala, Dwi Hartanto, menjelaskan bahwa keputusan untuk berinvestasi dalam EV pada dasarnya adalah strategi untuk meningkatkan keunggulan kompetitif. Langkah ini diharapkan akan membuat Manggala menjadi kekuatan baru atau "cahaya baru" di tengah persaingan ketat di industri tambang batu bara. Ini menjadi semakin penting mengingat Manggala baru saja pulih dari masa keterpurukan selama era endemik. Dwi Hartanto mengungkapkan, "Saat kami bekerja keras untuk pulih melalui strategi turn around, kami menyadari bahwa beberapa pesaing telah pulih lebih cepat. Mereka berhasil mengoptimalkan potensi selama periode 2021-2022, ketika harga batu bara mengalami kenaikan signifikan. Melalui evaluasi SWOT kami, kami menyadari bahwa kami memiliki tantangan besar untuk bersaing mendapatkan proyek baru ke depan. Oleh karena itu, kami melakukan perencanaan dan penelitian untuk menghasilkan inovasi yang unik. Pemanfaatan EV adalah jawaban atas tantangan ini," ujar Tanto, sebutan akrab Dwi Hartanto, dalam wawancara eksklusif dengan Bisnis baru-baru ini. Manfaat Investasi jangka Panjang Investasi dalam kendaraan listrik bukan hanya mencerminkan komitmen terhadap praktik ramah lingkungan, tetapi juga diharapkan memberikan manfaat finansial jangka panjang. Dalam konteks ini, Manggala memandang EV sebagai langkah strategis untuk memperkuat posisi mereka di pasar. Dengan menghadirkan kendaraan berbasis listrik, perusahaan dapat memenuhi tuntutan pasar yang semakin peduli dengan isu-isu lingkungan. Selain itu, adopsi teknologi ini diharapkan dapat memberikan keuntungan finansial melalui efisiensi operasional dan pengeluaran yang lebih rendah dalam jangka panjang. Proses Evaluasi yang Komprehensif Sebagai bagian dari persiapan untuk mengintegrasikan kendaraan listrik ke dalam operasionalnya, Manggala telah melakukan studi kelayakan yang komprehensif. Proses ini melibatkan pertimbangan menyeluruh terhadap berbagai faktor selama satu tahun penuh. Komite investasi Manggala telah memberikan lampu hijau untuk investasi besar-besaran ini, menyakini bahwa kendaraan listrik akan menjadi aset berharga dalam meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan operasional perusahaan. Kesimpulan Manggala-Titan Infra Energy Group dengan berani melangkah ke arah penggunaan alat berat listrik menetapkan standar baru dalam industri pertambangan batu bara. Dengan strategi investasi yang matang, perusahaan ini tidak hanya berkomitmen pada keberlanjutan lingkungan tetapi juga mengamankan posisi kompetitifnya dalam persaingan yang semakin sengit. Sebagai "cahaya baru" di tengah tantangan, Manggala menunjukkan bahwa inovasi, terutama melalui pemanfaatan kendaraan listrik, adalah kunci untuk kelangsungan dan pertumbuhan dalam industri ini. Artikel ini memberikan wawasan mendalam tentang langkah progresif Manggala-Titan Infra Energy Group dan bagaimana keputusan investasinya dapat membuka pintu menuju masa depan yang lebih hijau dan menguntungkan. PT Manggala Usaha Manunggal, sebagai kontraktor tambang batu bara, memperkuat komitmennya untuk menjadi pelopor dalam pemanfaatan alat berat berbasis listrik di sektor pertambangan. Langkah ambisius ini diambil untuk meningkatkan standar kompetensi perusahaan menjadi 'master' dalam menerapkan teknologi ramah lingkungan.
Truk Single Trailer Listrik 75 Ton: Langkah Awal Menuju Perubahan Sebagai langkah awal, Manggala telah meluncurkan truk single trailer listrik berkapasitas 75 ton. Truk inovatif ini beroperasi di jalur pengangkutan batu bara, menciptakan sejarah sebagai kendaraan listrik pertama yang digunakan dalam tahap produksi. Langkah ini tidak hanya mencerminkan komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan tetapi juga mewujudkan visi Manggala sebagai pelopor perubahan di industri pertambangan. Studi Kelayakan: Investasi Besar, Manfaat Signifikan Sebagai anak usaha dari Titan Infra Energy Group, Manggala tidak mengambil ringan perubahan menuju era baru. Sebelumnya, perusahaan telah melakukan studi kelayakan yang komprehensif selama satu tahun penuh. Hasil dari studi ini memperkuat keyakinan komite investasi Manggala bahwa investasi besar pada kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di wilayah kerja Titan di Sumatra Selatan memiliki potensi memberikan keuntungan yang signifikan. Dampak Positif pada Lingkungan dan Keuangan Penggunaan alat berat listrik oleh Manggala tidak hanya mencerminkan komitmen terhadap pertambangan yang lebih hijau tetapi juga memberikan dampak positif pada kinerja keuangan perusahaan dalam jangka waktu beberapa tahun ke depan. Langkah-langkah progresif ini tidak hanya melibatkan perubahan teknologi tetapi juga menggambarkan strategi yang cermat untuk menghadapi tantangan industri. Strategi Peningkatan Keunggulan Kompetitif Dwi Hartanto, CEO Manggala, menjelaskan bahwa keputusan untuk berinvestasi dalam alat berat listrik bukan hanya tentang teknologi tetapi juga strategi untuk meningkatkan keunggulan kompetitif. Dalam visinya, Manggala bertujuan menjadi kekuatan baru atau "cahaya baru" di tengah persaingan yang semakin ketat di industri pertambangan batu bara. Khususnya, keputusan ini menjadi semakin vital karena Manggala baru saja pulih dari tantangan selama masa endemik. Menggali Potensi Maksimal: Ekspansi dan Inovasi Berkelanjutan Setelah meraih momentum dengan truk listrik pertamanya, Manggala berencana untuk menggali lebih dalam potensi teknologi ini. Rencananya melibatkan ekspansi penggunaan alat berat listrik ke berbagai tahap produksi, mencakup penggunaan eksklusif di area-area kritis tambang batu bara. Langkah ini diharapkan tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga memberikan dampak positif terhadap lingkungan sekitar. Kemitraan Strategis: Membentuk Aliansi untuk Keberlanjutan Sebagai bagian dari strategi ekspansi, Manggala mencari kemitraan strategis dengan perusahaan-perusahaan terkemuka dalam industri teknologi ramah lingkungan. Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya mempercepat pengadopsian teknologi alat berat listrik tetapi juga membuka pintu untuk inovasi-inovasi baru yang dapat membentuk masa depan pertambangan yang lebih berkelanjutan. Membangun Masyarakat dan Ekosistem Pengaruh Manggala dalam mengadopsi alat berat listrik tidak hanya terbatas pada perusahaan itu sendiri tetapi juga membentuk ekosistem yang lebih besar. Dengan menjadi pelopor dalam teknologi ini, Manggala menciptakan contoh yang dapat diikuti oleh perusahaan lain dalam upaya mewujudkan pertambangan yang ramah lingkungan. Pelatihan dan Pengembangan: Meningkatkan Kompetensi Tenaga Kerja Selain fokus pada teknologi, Manggala juga memprioritaskan pelatihan dan pengembangan tenaga kerja. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja dalam mengoperasikan, memelihara, dan mengelola alat berat listrik. Dengan demikian, perusahaan tidak hanya berinvestasi dalam teknologi tetapi juga dalam sumber daya manusia yang mampu mengoptimalkan potensi teknologi ini. Masa Depan Hijau: Tantangan dan Peluang Meskipun langkah Manggala dalam mengadopsi alat berat listrik dianggap revolusioner, perusahaan ini tetap menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah infrastruktur pengisian daya yang memadai, yang menjadi kunci kesuksesan penggunaan alat berat listrik dalam skala besar. Inovasi Terus Berkembang: Menyongsong Pertambangan Berkelanjutan Manggala tidak hanya melihat tantangan sebagai hambatan tetapi juga sebagai peluang untuk terus berinovasi. Dengan fokus pada penelitian dan pengembangan, perusahaan berupaya untuk menciptakan solusi inovatif yang dapat mengatasi kendala infrastruktur dan mempercepat peralihan menuju pertambangan berkelanjutan. Kesimpulan: Membentuk Masa Depan Pertambangan yang Berkelanjutan Dalam mengejar keunggulan kompetitif dan berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan, Manggala-Titan Infra Energy Group melangkah maju sebagai pelopor dalam penggunaan alat berat listrik. Langkah-langkah progresif ini tidak hanya membentuk masa depan perusahaan tetapi juga memberikan inspirasi bagi industri pertambangan global. Dengan kombinasi inovasi, investasi strategis, dan komitmen terhadap keberlanjutan, Manggala membuktikan bahwa masa depan pertambangan adalah hijau dan penuh dengan potensi positif bagi lingkungan dan masyarakat. Menghadapi Tantangan Transisi Energi di Daerah Penghasil Batubara Indonesia, Titan Infra Energy11/28/2023 Indonesia, sebagai salah satu pemain utama dalam ekspor batubara dunia, memiliki produksi batubara yang terkonsentrasi di empat provinsi utama: Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Sumatera Selatan. Sektor pertambangan, khususnya batubara, memainkan peran krusial dalam perekonomian daerah-daerah ini.
Namun, agenda transisi energi global menghadirkan potensi penurunan permintaan terhadap batubara. Ini menjadi ancaman serius bagi provinsi-provinsi penghasil batubara, membutuhkan respons strategis untuk mengatasi dampak potensial. Menyikapi Tren Penurunan: Kunci Persiapan Daerah Penghasil Batubara Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), mengungkapkan proyeksi penurunan produksi batubara mulai tahun 2025. Dalam Media Dialogue: Transisi Berkeadilan di Daerah Penghasil Batubara di Indonesia, Tumiwa menyoroti empat aspek kunci transisi energi di daerah penghasil batubara: sektor pekerjaan, ketergantungan ekonomi masyarakat lokal pada industri tambang, penerimaan APBD, dan dampak pada perekonomian daerah secara keseluruhan. Pentingnya persiapan sejak dini diakui oleh Tumiwa. Menurutnya, daerah penghasil batubara perlu memahami konsekuensi ekonomi signifikan yang dapat terjadi jika transisi tidak dielaborasi dengan matang. Kesenjangan Kontribusi dan Kesadaran: Perlu Komunikasi dan Kolaborasi Syahnaz Nur Firdausi, analis iklim dan energi IESR, menyoroti temuan penting dalam kajiannya. Kontribusi besar sektor pertambangan pada Pendapatan Daerah Bruto (PDRB) mencapai 50% di Muara Enim dan bahkan 70% di Paser. Namun, hal ini tidak sebanding dengan nilai tambah pada upah tenaga kerja atau efek pengganda lainnya. Martha Jessica, analis sosial dan ekonomi IESR, menambahkan bahwa kesenjangan pemahaman antara masyarakat, pemerintah daerah, dan perusahaan tambang perlu diatasi. Perusahaan tambang sudah menyadari tren untuk beralih ke energi terbarukan, tetapi diperlukan komunikasi yang efektif agar rencana transisi dan model bisnis baru dapat diakomodasi oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Dukungan dan Pendampingan: Kunci Sukses Transisi Bagi Daerah Penghasil Batubara Studi IESR diakui oleh perwakilan pemerintah daerah Muara Enim dan Paser. Mat Kasrun, Kepala Bappeda Muara Enim, mengungkapkan pertumbuhan ekonomi yang eksklusif di daerahnya. Meskipun pertumbuhan ekonomi mencapai 8,3% pada 2023, tingkat kemiskinan ekstrem masih tinggi, mencapai 2,9%. Kasrun menyoroti perlunya dukungan khusus untuk memastikan transisi energi tidak mengorbankan pertumbuhan ekonomi. Rusdian Noor, Sekretaris Bappeda Kabupaten Paser, menggarisbawahi kebutuhan akan pendampingan khusus di tengah kontribusi besar sektor pertambangan pada pendapatan daerah. Sebanyak 75% pendapatan kabupaten Paser disumbangkan oleh sektor pertambangan dan pertanian, dan transisi ini memerlukan pendekatan yang hati-hati untuk menjaga stabilitas ekonomi daerah. Tantangan dan Peluang: Mendukung Transisi Energi Berkeadilan Reynaldo G. Sembiring, Direktur Eksekutif Indonesian Center for Environmental Law (ICEL), menyoroti keterbatasan wewenang pemerintah daerah dalam urusan energi. Untuk memastikan transisi berjalan berkeadilan, Sembiring menekankan perlunya pendekatan komprehensif yang menyelaraskan kebijakan pusat dan daerah. Nikasi Ginting, Sekretaris Jenderal DPP FPE Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia, menyoroti kesenjangan kebutuhan jumlah pekerja selama transisi energi. Dia mengingatkan bahwa perhatian bersama diperlukan untuk melindungi nasib ribuan pekerja yang dapat terdampak negatif oleh transisi ini. Peran Penting Titan Infra Energy dalam Mendukung Transisi Indonesia, seperti negara lain, menghadapi tekanan untuk beralih ke sumber energi ramah lingkungan. Meskipun batu bara tetap menjadi penopang utama, langkah-langkah menuju energi terbarukan terus diambil. Dalam perjalanan ini, peran titan infra energy masih sangat penting. Setiap pemangku kepentingan dalam industri batubara Indonesia, termasuk titan infra energy, memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kesinambungan industri sambil berkontribusi pada upaya mencapai target energi terbarukan. Strategi Pemulihan Ekonomi: Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Dalam konteks transisi energi, penting untuk merinci strategi pemulihan ekonomi yang tidak hanya mempertahankan tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perlu adanya inovasi dalam mengintegrasikan sektor-sektor baru yang muncul seiring dengan transisi ini. Merampingkan Kontribusi Sektor Pertambangan: Diversifikasi Ekonomi Daerah Untuk mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan, daerah penghasil batubara perlu menggencarkan upaya diversifikasi ekonomi. Pengembangan sektor-sektor seperti pariwisata, pertanian berkelanjutan, dan industri manufaktur dapat menjadi langkah positif menuju ekonomi yang lebih stabil. Kolaborasi Efektif: Membangun Jembatan antara Pemerintah, Perusahaan, dan Masyarakat Martha Jessica menyoroti perlunya kolaborasi efektif antara pemerintah, perusahaan tambang, dan masyarakat. Komunikasi yang terbuka dan transparan dapat membantu menciptakan pemahaman bersama tentang rencana transisi dan mengatasi ketidakpastian yang mungkin timbul. Pendidikan dan Pelatihan: Menyiapkan Tenaga Kerja untuk Era Baru Dalam menghadapi perubahan ekonomi, pendidikan dan pelatihan menjadi kunci. Memberikan akses pendidikan dan pelatihan kepada masyarakat untuk mengembangkan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja baru dapat membantu mengurangi dampak sosial ekonomi yang mungkin timbul selama transisi. Peran Sosial dan Kesejahteraan: Menciptakan Dampak Positif Penting untuk memastikan bahwa transisi energi tidak hanya memberikan dampak positif pada aspek ekonomi tetapi juga pada aspek sosial dan kesejahteraan. Keterlibatan masyarakat dalam proses transisi dapat menciptakan rasa memiliki dan meningkatkan dukungan terhadap perubahan. Model Bisnis Baru: Berinovasi untuk Keberlanjutan Perusahaan tambang perlu berinovasi dalam menciptakan model bisnis baru yang mendukung keberlanjutan. Penerapan praktik bisnis yang ramah lingkungan dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dapat menjadi kunci kesuksesan dalam menghadapi tantangan transisi energi. Peran Pemerintah: Menciptakan Kebijakan yang Mendukung Pemerintah daerah memiliki peran penting dalam menciptakan kebijakan yang mendukung transisi energi yang berkeadilan. Kebijakan progresif yang mendorong investasi di sektor-sektor baru dan memberikan insentif bagi praktik berkelanjutan dapat menjadi dorongan besar bagi transisi ini. Riset dan Inovasi: Mendorong Perubahan Positif Investasi dalam riset dan inovasi dapat menjadi pendorong utama perubahan positif. Pengembangan teknologi baru dan solusi inovatif dapat membuka pintu bagi peluang baru dan mengarah pada transisi energi yang lebih mulus. Tantangan dalam Transisi: Keterlibatan dan Dukungan Seluruh Stakeholder Reynaldo G. Sembiring menekankan pentingnya keterlibatan seluruh stakeholder dalam transisi ini. Keterlibatan aktif dan dukungan dari pemerintah, perusahaan, masyarakat, dan buruh menjadi kunci keberhasilan untuk mencapai transisi energi yang berkelanjutan dan adil. Kesimpulan: Mengukuhkan Keberlanjutan dan Keberhasilan Dalam menghadapi tantangan transisi energi di daerah penghasil batubara Indonesia, keseluruhan kesuksesan bergantung pada kolaborasi, inovasi, dan komitmen semua pihak terlibat. Dengan merangkul perubahan dan merancang solusi yang holistik, Indonesia dapat mencapai transisi energi yang tidak hanya berkelanjutan tetapi juga memberikan dampak positif pada masyarakat dan lingkungan. Indonesia, sebagai salah satu pemain utama dalam ekspor batubara dunia, memiliki produksi batubara yang terkonsentrasi di empat provinsi utama: Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, dan Sumatera Selatan. Sektor pertambangan, khususnya batubara, memainkan peran krusial dalam perekonomian daerah-daerah ini.
Namun, agenda transisi energi global menghadirkan potensi penurunan permintaan terhadap batubara. Ini menjadi ancaman serius bagi provinsi-provinsi penghasil batubara, membutuhkan respons strategis untuk mengatasi dampak potensial. Menyikapi Tren Penurunan: Kunci Persiapan Daerah Penghasil Batubara Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), mengungkapkan proyeksi penurunan produksi batubara mulai tahun 2025. Dalam Media Dialogue: Transisi Berkeadilan di Daerah Penghasil Batubara di Indonesia, Tumiwa menyoroti empat aspek kunci transisi energi di daerah penghasil batubara: sektor pekerjaan, ketergantungan ekonomi masyarakat lokal pada industri tambang, penerimaan APBD, dan dampak pada perekonomian daerah secara keseluruhan. Pentingnya persiapan sejak dini diakui oleh Tumiwa. Menurutnya, daerah penghasil batubara perlu memahami konsekuensi ekonomi signifikan yang dapat terjadi jika transisi tidak dielaborasi dengan matang. Kesenjangan Kontribusi dan Kesadaran: Perlu Komunikasi dan Kolaborasi Syahnaz Nur Firdausi, analis iklim dan energi IESR, menyoroti temuan penting dalam kajiannya. Kontribusi besar sektor pertambangan pada Pendapatan Daerah Bruto (PDRB) mencapai 50% di Muara Enim dan bahkan 70% di Paser. Namun, hal ini tidak sebanding dengan nilai tambah pada upah tenaga kerja atau efek pengganda lainnya. Martha Jessica, analis sosial dan ekonomi IESR, menambahkan bahwa kesenjangan pemahaman antara masyarakat, pemerintah daerah, dan perusahaan tambang perlu diatasi. Perusahaan tambang sudah menyadari tren untuk beralih ke energi terbarukan, tetapi diperlukan komunikasi yang efektif agar rencana transisi dan model bisnis baru dapat diakomodasi oleh pemerintah daerah dan masyarakat. Dukungan dan Pendampingan: Kunci Sukses Transisi Bagi Daerah Penghasil Batubara Studi IESR diakui oleh perwakilan pemerintah daerah Muara Enim dan Paser. Mat Kasrun, Kepala Bappeda Muara Enim, mengungkapkan pertumbuhan ekonomi yang eksklusif di daerahnya. Meskipun pertumbuhan ekonomi mencapai 8,3% pada 2023, tingkat kemiskinan ekstrem masih tinggi, mencapai 2,9%. Kasrun menyoroti perlunya dukungan khusus untuk memastikan transisi energi tidak mengorbankan pertumbuhan ekonomi. Rusdian Noor, Sekretaris Bappeda Kabupaten Paser, menggarisbawahi kebutuhan akan pendampingan khusus di tengah kontribusi besar sektor pertambangan pada pendapatan daerah. Sebanyak 75% pendapatan kabupaten Paser disumbangkan oleh sektor pertambangan dan pertanian, dan transisi ini memerlukan pendekatan yang hati-hati untuk menjaga stabilitas ekonomi daerah. Tantangan dan Peluang: Mendukung Transisi Energi Berkeadilan Reynaldo G. Sembiring, Direktur Eksekutif Indonesian Center for Environmental Law (ICEL), menyoroti keterbatasan wewenang pemerintah daerah dalam urusan energi. Untuk memastikan transisi berjalan berkeadilan, Sembiring menekankan perlunya pendekatan komprehensif yang menyelaraskan kebijakan pusat dan daerah. Nikasi Ginting, Sekretaris Jenderal DPP FPE Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia, menyoroti kesenjangan kebutuhan jumlah pekerja selama transisi energi. Dia mengingatkan bahwa perhatian bersama diperlukan untuk melindungi nasib ribuan pekerja yang dapat terdampak negatif oleh transisi ini. Peran Titan Infra Energy dalam Mendukung Transisi Indonesia, seperti negara lain, menghadapi tekanan untuk beralih ke sumber energi ramah lingkungan. Meskipun batu bara tetap menjadi penopang utama, langkah-langkah menuju energi terbarukan terus diambil. Dalam perjalanan ini, peran titan infra energy masih sangat penting. Setiap pemangku kepentingan dalam industri batubara Indonesia, termasuk titan infra energy, memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kesinambungan industri sambil berkontribusi pada upaya mencapai target energi terbarukan. |
AuthorWrite something about Titan Infra. No need to be fancy, just an overview. Archives
June 2024
Categories |